skip to main content
Language:
Search Limited to: Search Limited to: Resource type Show Results with: Show Results with: Search type Index

Curriculum design to improve adolescent social-emotional skills

Inovasi kurikulum, 2024-02, Vol.21 (1), p.191-202 [Peer Reviewed Journal]

ISSN: 1829-6750 ;EISSN: 2798-1363 ;DOI: 10.17509/jik.v21i1.63495

Full text available

Citations Cited by
  • Title:
    Curriculum design to improve adolescent social-emotional skills
  • Author: Rika Yustikarini
  • Subjects: backward design ; curriculum design ; social-emotional skills
  • Is Part Of: Inovasi kurikulum, 2024-02, Vol.21 (1), p.191-202
  • Description: Strawberry generation, internet addiction disorder, consumerism, identity diffusion, and promiscuity are phenomena that affect adolescents today. One of the triggers of these things is the maturity of the amygdala first as the center of emotion control compared to the prefrontal cortex as the logical mind controller. Efforts are needed so that adolescents are not trapped in acts of delinquency or juvenile crime. Adult guidance in training social-emotional skills can be one of the efforts. Social-emotional skills are a process to hone the competence to recognize self-identity, recognize and manage emotions, be responsible in making decisions, be assertive, and apply effectively to various social demands. The curriculum design in this study was developed by adapting backward design with the stages of setting goals in the form of competencies expected to be attached to students, then determining activities or evidence to test the achievement of goals, and lastly, designing learning experiences. This research uses literature studies to find the theoretical basis of the phenomena that occur and design solutions to these phenomena. Social-emotional skills have a high level of urgency to be implemented because they can prevent delinquency and crime in adolescents and improve student academic achievement.   Abstrak Generasi strawberry, gangguan kecanduan internet, konsumerisme, difusi identitas, dan pergaulan bebas adalah fenomena yang terjadi di remaja saat ini. Salah satu pemicu dari hal-hal tersebut adalah matangnya amigdala terlebih dahulu sebagai pusat pengendali emosi dibandingkan korteks prefrontal sebagai pengendali pikiran logis. Diperlukan upaya agar remaja tidak terjebak dalam tindakan kenakalan atau kejahatan remaja. Bimbingan orang dewasa dalam melatih keterampilan sosial-emosional dapat menjadi salah satu upaya. Keterampilan sosial-emosional merupakan suatu proses untuk mengasah kompetensi mengenali identitas diri, mengenali dan mengelola emosi, bertanggung jawab dalam mengambil keputusan, bersikap asertif, dan berlaku efektif terhadap berbagai tuntutan sosial. Desain kurikulum dalam penelitian ini dikembangkan dengan mengadaptasi backward design dengan tahapan menetapkan tujuan berupa kompetensi yang diharapkan melekat pada diri siswa, kemudian menentukan kegiatan atau bukti untuk menguji ketercapaian tujuan, dan yang terakhir adalah mendesain pengalaman belajar. Penelitian ini menggunakan studi literatur untuk mencari landasan teori dari fenomena yang terjadi dan merancang solusi untuk fenomena tersebut. Keterampilan sosial emosional memiliki tingkat urgensi yang tinggi untuk diimplementasikan karena tidak hanya dapat mencegah kenakalan dan kriminalitas pada remaja, tetapi juga dapat meningkatkan prestasi akademik siswa. Kata Kunci: Desain backward; desain kurikulum; keterampilan sosial emosional
  • Publisher: Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia (HIPKIN)
  • Language: English
  • Identifier: ISSN: 1829-6750
    EISSN: 2798-1363
    DOI: 10.17509/jik.v21i1.63495
  • Source: DOAJ Directory of Open Access Journals

Searching Remote Databases, Please Wait